Hadits Tentang Wanita


1. Wanita adalah belahan separo (yang sama) dengan pria. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

2. Jihadnya kaum wanita ialah haji dan umroh. (HR. Ahmad)

3. Diperlihatkan kepadaku neraka kebanyakan penghuninya kaum wanita karena kekufuran mereka. Para sahabat bertanya, "Apakah mereka kufur kepada Allah?" Nabi Saw menjawab, "Mereka mengkufuri pergaulan dan kebajikan (kebaikan). Apabila kamu berbuat ihsan kepada seorang dari mereka sepanjang umur lalu dia mengalami sesuatu yang tidak menyenangkannya dia akan berkata, "Kamu belum pernah berbuat baik kepadaku." (HR. Bukhari)

4. Wahai kaum wanita, aku tidak melihat dari suatu kaum (orang-orang) yang lemah akal (pemikiran) dan lemah agama lebih menghilangkan hati orang-orang yang sehat akal dan benaknya dari pada kamu (kaum wanita). Aku telah menyaksikan neraka yang penghuninya paling banyak kaum wanita. Maka dekatkanlah dirimu kepada Allah sedapat mungkin. (HR. Bukhari)

5. Apabila seorang dari kamu tertarik melihat seorang perempuan dan terkesan dalam hatinya, maka hendaklah menggauli isterinya sendiri karena hal itu akan meredam gejolak dan gangguan dalam dirinya. (HR. Muslim)

6. Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan perempuan (bukan mahram) karena yang ketiganya adalah syetan. (HR. Abu Dawud)

7. Barangsiapa berjabatan tangan dengan perempuan yang bukan mahramnya maka dia dimurkai Allah Azza wajalla. (HR.Ibnu Baabawih)

8. Janganlah laki-laki berduaan dengan perempuan (lain) kecuali perempuan itu didampingi mahramnya, dan janganlah seorang perempuan melakukan perjalanan (musafir) kecuali didampingi mahramnya. (HR. Muslim)

9. Rasulullah Saw melarang kami memasuki rumah wanita yang suaminya sedang tidak ada di rumah (sedang ke luar atau bepergian). (HR. Ahmad)

10. Janganlah seorang lelaki bermalam di rumah seorang janda kecuali sudah dinikahinya atau dia mahramnya. (HR. Muslim)

11. Seorang wanita yang memakai minyak wangi lalu lewat di tengah-tengah kaum (laki-laki) dengan maksud agar mereka menghirup bau harumnya maka wanita itu adalah pelacur. (HR. An-Nasaa'i)

12. Tiada aku meninggalkan suatu fitnah sesudahku lebih berbahaya terhadap kaum pria daripada godaan wanita. (HR. Bukhari dan Muslim)

13. Tiap menjelang pagi hari dua malaikat berseru: "Celaka laki-laki dari godaan wanita dan celaka wanita dari godaan laki-laki." (HR. Ibnu Majah dan Al Hakim)

14. Wanita adalah alat perangkap (penjaring) setan. (HR. Asysyihaab).

Wanita Muslim versus Wanita Barat


Islam memposisikan wanita dengan begitu mulia, karena generasi gemilang akan lahir dari rahimnya. Dalam masa kebudayaan jahiliyah sebelum datangnya Islam, wanita dianggap sangat rendah dan hina bahkan tidak sedikit ketika lahir anak perempuan dikubur hidup-hidup. Mereka memandang wanita dengan sebelah mata, bahkan dianggap hina dan tidak berharga. Setelah datangnya Islam, terbukti wanita dapat menghirup udara bebas dan diberikan tugas kepadanya dalam membangun sebuah masyarakat yang berbudaya dan beradab.
Maka kita tidak heran bahwa dalam Islam tidak ada yang namanya diskriminasi terhadap wanita, tidak ada tuntutan emansipasi wanita dan feminisme. Karena sejak pertama kali di wahyukannya agama Islam kemuka bumi, Islam selalu menjunjung tinggi harkat dan martabat kaum wanita. Dan syariat Islam yang seperti ini tidak akan luntur di makan zaman, tak akan pernah berevolusi maupun revolusi.
Hal ini berbeda dengan budaya barat dewasa ini yang merupakan produk dari zaman yang akan selalu berubah dan bergeser karena kikisan sang waktu. Sedangkan Islam meletakkan antara pria dan wanita sesuai dengan kodrat masing-masing. Maka dari itu tidak ada alasan bagi kaum muslimin baik pria, wanita, tua, muda untuk menuntut lebih dari yang di gariskan oleh sang maha menetapkan, Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena Allah-lah yang maha mengetahui rahasia-rahasia di balik penciptaan mahluknya.
Bangsa barat dalam reformasi dan modernisasi, menuntut persamaan hak (emansipasi). Namun, konsep emansipasi itu sendiri yang semakin lama semakin tidak jelas, yang seharusnya emansipasi membebaskan wanita dari belenggu perbudakan, tetapi malah menjerumuskan wanita ke jurang perbudakan yang baru. Pada masyarakat kapitalis, wanita dieksploitasi dan menjadi komoditas yang dapat di perjual belikan kepada umum,lihat saja tayangan iklan-iklan di media informasi di sekeliling kita. Di dalam masyarakat yang bebas, wanita di didik budaya permisif yang lepas dari nilai-nilai normatif hanya untuk kepentingan industri. Di luar konsep Islam mereka menuntut kesamaan, kebebasan dan hak asasi manusia, padahal mereka malah mengabaikkan kodrat dan martabat wanita yang seharusnya dijunjung tinggi. Secara tidak langsung mereka menganggap bahwa Islam bersikap diskriminasi terhadap wanita. Padahal Islam menempatkan wanita tidak melebihi atas apa yang telah di gariskan dan dikodratkan sebagai wanita.
Umar bin Khathab pernah berkata, "Pada masa jahiliyah, wanita itu tak ada harganya bagi kami. Sampai akhirnya Islam datang dan menyatakan bahwa wanita itu sederajat dengan laki-laki." Persamaan yang dimaksudkan oleh Islam ini meliputi segala aspek, termasuk masalah hak dan kewajiban. Hal ini sangat dipahami oleh para wanita Islam dan oleh karenanya mereka pegang ajaran Islam dengan sangat kuat.
Tidak jarang ada pernyatraan dari ummat Islam berkata, "Jalan menuju kebangkitan sudah sangat jelas, yaitu dengan cara kita menempuh jalan yang telah ditempuh bangsa Eropa. Lalu, agar kita dapat berubah seperti mereka, maka segala apa yang ada pada mereka harus kita ambil. Pahit, manis, kebaikan, keburukan dan termasuk hal-hal yang disukai juga yang dibenci (Toha Husein, masa depan pengetahuan di Mesir)
Hancurnya Keluarga
Masalah selanjutnya bukan lagi hanya seputar masalah wanita dan hak-hak mereka saja. Akan tetapi, menjadi meluas dan melebar meliputi bagaimana membangun rumah tangga seperti cara dan gaya yang sesuai dengan peradaban Barat. Berkembanglah pemikiran bahwa membina rumah tangga tak perlu lagi memperhatikan aturan dan nilai-nilai. Peran "ibu" tak lagi menjadi tugas wanita saja. Peranan itu sebenarnya adalah tanggung jawab masyarakat. Bahkan, peran itu dapat dilakukan oleh wanita dan laki-laki.
Sebenarnya, di Eropa pemikiran dan ideologi ini melahirkan banyak permasalahan. Sebagai contoh di Perancis tercatat 53% anak-anak yang lahir tak memiliki bapak yang jelas. Di banyak negara Eropa semakin berkembang trend enggan mempunyai anak bahkan enggan untuk menikah. Hubungan laki-laki dan wanita sekadar hubungan seks bebas tanpa ada ikatan, tak ada aturan yang mengikat. Dan selanjutnya mereka menuntut agar dilegalkannya aborsi sebagai dampak langsung dari merebaknya budaya seks bebas.
Hal ini juga berdampak pada meningkatnya angka kriminalitas dengan sangat tajam. Pada tahun 1998 tingkat kriminalitas di Amerika mencapai angka yang sangat fantastis. Tindakan perkosaan terjadi setiap 6 menit, penembakan terjadi setiap 41 detik, pembunuhan setiap 31 menit. Dana yang dikeluarkan untuk menanggulangi tindakan kejahatan saat itu mencapai 700 juta dolar per tahun (angka ini belum termasuk kejahatan Narkoba). Angka ini sama dengan pemasukan tahunan (income) 120 negara dunia ketiga.
Kejahatan atas wanita
Merebaknya kejahatan memberikan bahaya tersendiri buat para wanita di Eropa. Hingga PBB pada 17 Desember 1999 mengeluarkan keputusan bahwa tanggal 25 November merupakan hari anti kekerasan pada wanita. Ada banyak fakta dan data yang seharusnya diperhatikan oleh mereka yang terbuai dengan Barat. Di Eropa dan Amerika pada setiap 15 detik terjadi kekerasan atas wanita. Belum lagi jika ditambah dengan aksi pemerkosaan setiap harinya. Sehingga Amerika tercatat sebagai negara tertinggi dalam hal kekerasan terhadap wanita. Menurut catatan UNICEF, 30% kekerasan pada wanita terjadi di Amerika dan 20% di Inggris.
Belum lagi kejahatan perbudakan yang terjadi di Amerika, CNN pernah menyiarkan laporan bahwa pada tahun 2002 jutaan anak-anak dan wanita dijual belikan di Amerika setiap tahunnya. Lebih dari 120 ribu wanita berasal dari Eropa Timur dan beberapa negara miskin lainnya dikirim ke Eropa untuk dipekerjakan sebagai budak seks. Lalu lebih dari 15 ribu wanita yang mayoritas berasal dari Meksiko dijual ke Amerika untuk dipekerjakan di komplek-komplek pelacuran.
Bisnis haram ini bahkan merenggut kemerdekaan anak-anak di dunia, hingga Sidang Umum PBB pada pertemuan yang ke 54 mengeluarkan keputusan pada 25 Mei 2000 tentang hak anak. Sebuah keputusan yang mendesak agar dilakukan pencegahan agar tak lagi terjadi jual beli anak apalagi kemudian dipekerjakan sebagai budak seks seperti yang terdapat pada jaringan internet.
Memperhatikan apa yang terjadi di Barat, seharusnya membuat kita berfikir panjang jika ingin menempuh jalan yang telah ditempuh oleh Barat. Dalam penjara Israel terdapat sekitar 100 tawanan wanita. Mengapa Barat diam saja atas semua ini. Di Palestina terdapat lebih dari 250 wanita yang telah menemui syahidnya, belum lagi para wanita yang menderita luka-luka pasca intifadhah. Adapun tentang wanita di Irak, cukuplah bagi kita apa yang disampaikan oleh organisasi dunia pada 22 Februari 2005 yang mengatakan bahwa kondisi wanita Irak tak jauh berbeda dengan kondisi manakala mereka berada di bawah pemerintahan Sadam Husein.
Hal ini menjelaskan bahwa kemerdekaan dan kebebasan wanita seperti yang digemborkan Amerika sama sekali tak menyentuh mereka. Bahkan kondisi mereka di bawah penjajahan Amerika jauh lebih buruk lagi. Mereka menerima perlakuan kasar, dianiaya, dilecehkan bahkan diperkosa.
Penutup
Maka, sebagai umat Islam marilah kita lebih jernih berpikir, dan tidak terpengaruh argumentasi bahwa feminisme dan kesetaraan gender dapat menjadi solusi dari permasalahan kaum perempuan di dunia Islam, semisal kekerasan rumah tangga (domestic violence) , women trafficking, dan permasalahan sosial lainnya. Sampai saat ini, negara-negara Barat tidak pernah bisa membuktikan bahwa mereka berhasil mengatasi problematika sosial tersebut. Justru sebaliknya, kehancuran moral telah merusak tatanan sosial masyarakat Barat, gerakan feminis kemudian disalahkan karena dianggap telah mengubah perempuan menjadi makhluk-makhluk gila karir dan menjauhkan mereka dari kehangatan keluarga. Wallahu a'lam bishshawab.
source: Muslimahzone.com

Macam-Macam Akhlak Terpuji


Dalam kehidupan bermasyarakat, mungkin kita sering mendengar tentang kata Akhlak. Akhlak sendiri bisa diartikan dengan tingkah laku atau budi pekerti yang sopan dan santun, tanpa akhlak maka manusia tidak bisa menjadi makhluk yang mulia. Akhlak sendiri dibagi menjadi dua, yaitu akhlak Mahmudah ( akhlak terpuji) dan akhlak Madzmumah (akhlak tercela). 

Berikut ini beberapa macam dan penjelasan tentang akhlak mahmudah: 
1.      Al-Rahman, yaitu belas kasihan dan lemah lembut. Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 159 yang artinya: “Maka dengan rahmat Allah-lah engkau lemah lembut kepada mereka.”
2.      Al-‘Afwu, yaitu pemaaf dan mau bermusyawarah. Manusia tidak bisa lepas dari lupa dan kesalahan. Firman Allah dalam surat dan ayat yang sama, yang artinya “…Sebab itu maafkanlah kesalahan mereka; dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.”
3.      Amanah, yaitu terpercaya dan mampu menemmpati janji. Sesuatu yang dipercayakan kepada seseorang, baik berupa tugas, titipan harta, rahasia, dan amanat lainnya, mesti dipelihara dalam arti dilaksanakan sebagai mana mestinya. Demikian pula apabila berjanji, hendaknya di tepati. Allah berfirman dalam surat al-Mu’minun ayat 8 yang artinya, “Dan yang memelihara amanat dan janji mereka …”
4.      Anisatun, yaitu manis muka dan tidak sombong. Manis muka ini mungkin pembawaan sejak lahir. Namun bagi orang yang tidak memiliki sifat demikian, dapat dipelajari dengan membiasakan manis muka, karena orang yang suka berpaling itu kemungkinan dianggap sombong, sedangkan orang yang sombong itu tidak disukai oleh Allah Swt dan juga oleh manusia. Allah berfirman dalam surat Lukman ayat 18 yang artinya: “Dan janganlah engkau memalingkan mukamu terhadap manusia, dan janganlah berjalan di muka bumi ini dengan angkuh, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
5.      Khusyu’ dan Tadarru’, yaitu tekun tidak lalai dan menundukan atau merendahkan diri terhadap Allah Swt. Sikap ini seringkali dikhususkan dalam shalat atau ibadah mahdlah lainnya. Misalnya diwaktu shalat itu hendaknya ada konsentrasi pikiran yang terpadu dengan apa yang diucapkan dan dirasakan dalam hati, sehingga tidak lalai dan melamun. Tidak tergesa-gesa namun hendaknya tuma’ninah, dapat dirasakan ketika bersujud dan ketika berdo’a. Allah berfirman dalam surat Al-Mu’minun ayat 2 yang artinya “Orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.” Dalam surat Al-Araf ayat 55 yang artinya, “Bermohonlah kepada Tuhan dengan merendahkan diri dan rahasia suara jiwa.”
6.      Al-Haya, yaitu malu kalau diri tercela. Perasaan malu terhadap Allah apabila melakukan terhadap ma’siyat, meskipun tersembunyi dari pandangan manusia. Demikian pula tidak berani meninggalkan kewajiban. Firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 108 yang artinya, “Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi tidak ersemunyi dari Allah, karena Allah bersama mereka…”
7.      Al-Ikhwan dan Al-Ishlah, yaitu persaudaraan atau perdamaian. Antara orang yang beriman dengan yang beriman lainnya bersaudara. Allah berfirman dalam surat al-Hujurat ayat 10 yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara. Sebab itu demikianlah (perbaikilah hubungan) antara keduanya dan bertakwalah kepada Allah, mudah-mudahan kamu mendapat rahmat (dari pada-Nya).”
8.      Al-Salihat, yaitu berbuat baik atau amal shaleh. Seseorang dikatakan beramal soleh, apabila ia mengerjakan pekerjaan yang dibolehkan oleh syara’, disertai ilmunya dan dengan niat yang ikhlas. Mungkin nampaknya pekerjaannya baik, namun niatnya buruk misalnya, maka bukanlah amal shalih, mungkin penipu atau berbuat munafik. Yang jelas ketiga persyaratan itu harus dipenuhi baik oleh wanita atau pria sama saja. Firman Allah dalam surat al-Nisa ayat 124 yang artinya, “Dan siapa yang mengerjakan perbuatan yang baik, baik laki-laki maupun perempuan dan ia beriman, maka orang itu masuk dalam surga, dan mereka tidak dirugikan sedikitpun.”
9.      Al-Sabru, yaitu sabar. Sabar ini terhadap 3 macam hal, yaitu sabar dalam beribadah, ialah dimulai dengan niat yang ikhlas, ketika beramal tidak lupa kepada Allah, sanggup menghadapi berbagai rintangan baik dari dalam maupun dari luar. Kemudian shabar dalam menjauhkan diri dari perbuatan ma’siyat, tidak tertarik dengan godaan duniawiyah yang jelas tidak diperbolehkan dengan agama dan sabar yang ketiga adalah shabar dalam mendapat musibah, kemungkinan belum tercapainya cita-cita, tidaklah berputus asa, juga ditimpa malapetaka. Musibah yang menimpa manusia ini juga ada 3 macam, yaitu kemungkinan siksaan bagi orang yang berdosa, peringatan bagi orang mukmin yang lalai dan ujian bagi orang-orang yang shalih. Firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 153 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan dengan shabar dan mengerjakan shalat, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang shabar.”
10.  Al-Ta’awun, yaitu tolong menolong. Tolong menolong merupakan ciri kehalusan budi, kesucian jiwa dan ketinggian akhlak, memudahkan saling mencintai dan saling mendo’akan satu sama lain, penuh solidaritas dan penguat persaudaraan dan persahabatan. Firman Allah dalam surat al-Maidah ayat 2 yang artinya, “Hendaklah kamu tolong menolong dalam kebaikkan dan takwa, dan janganlah bertolongan dalam dosa dan permusuhan.”
            Demikianlah sebahagian akhlak terpuji yang disertai ayat-ayat al-Qur’annya, dan masih banyak lagi sifat-sifat yang baik yang terdapat dalam al-Qur’an maupun dalam hadits, seperti: al-Alifah, yaitu disenangi; al-Diyafah, yaitu menghormati tamu; al-Hilm, yaitu menahan diri dari ma’siyat; al-Muru’ah, yaitu berbudi tinggi; al-Nadzafah, yaitu bersuci/bersih; al-Sakhau, yaitu pemurah; al-Salam, yaitu sejahtera/ sentosa; al-Siddiq, yaitu bersikap jujur; al-Syaja’ah, yaitu berani karena benar; al-Tawadlu’, yaitu rendah hati terhadap sesama manusia dan banyak lagi sifat-sifat terpuji lainnya.


sumber: http://pusko4u.blogspot.com

muslimah gaul

tau nggak ukh...kalau kita jadi muslimah itu dalam penampilan harus hati-hati lho



tau nggak ternyata tren kerudung jaman sekarang yang belakangnya ada kayak gelungan/kondeatau punuk unta itu ternyata haram lho ,sebagaimana hadist riwayat Muslim,''Ada 2 golongan penduduk neraka yang belum pernah aku lihat,pertama, kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia, kedua, para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak lenggok, kepala seperti punuk unta yang miring, wanita seperti itu takkan masuk surga, bahkan mencium baunya selama perjalanan sekian dan sekian''.
mangkanya mumpung belum ketinggalan jaman mari kita benahi dari sekarang ,apalagi pemuda kan penentu perubahan masa depan.
mangkanya kita pakai yang bisa memenuhi syarat aja ya ukh....


seperti ukhti diatas